Prinsip penatalaksanaan dari disfungsi seksual pada pria dan wanita adalah sebagai berikut:
- Membuat diagnosa dari disfungsi seksual
- Mencari etiologi dari disfungsi seksual tersebut
- Pengobatan sesuai dengan etiologi disfungsi seksual
- Pengobatan untuk memulihkan fungsi seksual, yang terdiri dari pengobatan bedah dan pengobatan non bedah (konseling seksual dan sex theraphy, obat-obatan, alat bantu seks, serta pelatihan jasmani).
Pada kenyataannya tidak mudah untuk mendiagnosa masalah disfungsi seksual. Diantara yang paling sering terjadi adalah pasien tidak dapat mengutarakan masalahnya semua kepada dokter, serta perbedaan persepsi antara pasien dan dokter terhadap apa yang diceritakan pasien. Banyak pasien dengan disfungsi seksual membutuhkan konseling seksual dan terapi, tetapi hanya sedikit yang peduli. Oleh karena masalah disfungsi seksual melibatkan kedua belah pihak yaitu pria dan wanita, dimana masalah disfungsi seksual pada pria dapat menimbulkan disfungsi seksual ataupun stres pada wanita, begitu juga sebaliknya, maka perlu dilakukan dual sex theraphy. Baik itu dilakukan sendiri oleh seorang dokter ataupun dua orang dokter dengan wawancara keluhan terpisah. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terapi atau penanganan disfungsi seksual pada kenyataanya tidak mudah dilakukan, sehingga diperlukan diagnosa yang holistik untuk mengetahui secara tepat etiologi dari disfungsi seksual yang terjadi, sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan yang tepat pula.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen disfungsi ereksi menyangkut terapi psikologi, terapi medis dan terapi hormonal yaitu:
- Terapi psikologi yaitu terapi seks atau konsultasi psikiatrik, percobaan terapi (edukasi, medikamentosa oral / intrauretral, vacum contricsi device).
- Terapi medis yaitu terapi yang disesuaikan dengan indikasi medisnya
- Terapi hormonal yaitu jika tes laboratoriumnya abnormal seperti kadar testoteron rendah , kadar LH dan FSH tinggi maka diterapi dengan pengganti testoteron. Jika Prolaktin tinggi, maka perlu dipertimbangkan pemeriksaan pituitary imaging dan dikonsulkan.
Manajemen disfungsi ereksi ada 2 macam, yaitu manajemen umum dan manajemen khusus.
Manajemen Umum
Pengendalian kadar gula ketat merupakan usaha paling baik. Subyek dengan neuropati diabetik, setelah pemberian tolrestat atau aldose reductase inhibitor (ARI) jangka panjang, hanya didapatkan kerusakan saraf ringan serta didapatkan regenerasi serabut saraf, normalisasi hubungan akson – glial dan demielinasi segmental.
Usaha lain yang dapat dilakukan ialah upaya meningkatkan proses regenerasi dengan pemberian nerve growth factor (NGF), brain derived neurotrophic factor (BDNF).
NGF merupakan faktor neurotropik penting yang mendorong kehidupan neuron sensoris erabut kecil dan neuron simpatis sistem saraf perifer. BDNF mendorong hidupnya serabut saraf sensoris ukuran sedang yang menjadi perantara sensasi tekanan dan saraf motoris.
Terapi nutrisi akhir – akhir ini banyak dikembangkan meskipun belum ada uji klinis memadai.
Manajemen Khusus
Pada manajemen khusus meliputi terapi non bedah dan terapi bedah / operatif yaitu:
Ø Terapi non bedah / medis :
- Farmakoterapi oral, misalnya yohimbin, sildenafil sitrat, vardenafil, alprostadil, papaverin HCL, fenoksibenzamin HCL, Aqueous testosterone injection, transdermal testosteron, bromocriptiine mesylate, apomorfin, fentolamin, ganglioid, linoleat – gamma, aminoguanidin, metilkobalamin.
- Injeksi intrakavernosa
- Pengobatan kerusakan vena
- Pengobatan hormonal
- Terapi intraurethral pellet (MUSE)
- Terapi external vacuum
Ø Terapi Bedah
1. Prostesis penis
Termasuk terapi yang sangat sukses walaupun pasien dapat memilih atau
mempertimbangkan terapi yang lain. Pembedahan penis kemudian dilanjutkan dengan pemasangan implant / protesa ini sangat rendah tingkat morbiditas dan mortalitasnya.
mempertimbangkan terapi yang lain. Pembedahan penis kemudian dilanjutkan dengan pemasangan implant / protesa ini sangat rendah tingkat morbiditas dan mortalitasnya.
a. Semirigid or malleable implant rod implants
Kelebihannya:
- Teknik bedah sederhana
- Komplikasi relatif sedikit
- Tidak ada bagian yang dipindah
- Implant yang sedikit atau tidak mahal
- Tingkat keberhasilannya 70-80%
- Efektivitasnya tinggi
Kekurangannya:
- Ereksi terus sepanjang waktu
- Tidak meningkatkan lebar (ukuran) penis
- Risiko infeksi
- Dapat melukai atau merubah erection bodies
- Dapat menyebabkan nyeri kulit
- Jika tidak sukses, dapat mempengaruhi terapi lainnya.
b. Fully inflatable implants
Kelebihannya:
- Rigiditas-flaksiditasnya menyerupai proses alamiah
- Pasien dapat mengontrol keadaan ereksi
- Tampak alamiah
- Dapat meningkatkan lebar (ukuran) penis saat digunakan
- Tingkat keberhasilannya 70-80%
- Efektivitasnya tinggi
Kekurangannya:
- Risiko infeksi
- Implant yang paling mahal
- Jika tidak sukses, dapat memengaruhi terapi lainnya.
c. Self-contained inflatable unitary implants
Kelebihannya:
- Rigiditas-flaksiditasnya menyerupai proses alamiah
- Pasien dapat mengontrol keadaan ereksi
- Tampak alamiah
- Teknik bedahnya lebih mudah daripada prostesis “inflatable”
Kekurangannya:
- Terkadang sulit mengaktifkan peralatan “inflatable”
- Risiko infeksi
- Dapat melukai atau merubah erection bodies
- Relatif mahal
2. Vascular reconstructive surgery
Kelebihannya:
- Tampak alamiah
- Rata-rata tingkat kesuksesannya 40-50%
- Jika tidak berhasil tidak memengaruhi terapi lainnya
- Tidak perlu implant
- Efektivitasnya sedang
Kekurangannya:
- Teknik pembedahannya paling sulit secara teknis
- Perlu tes yang extensive
- Dapat menyebabkan pemendekan penis
- Hasil jangka panjang tidak tersedia
- Sangat mahal
- Risiko infeksi, pembentukan jaringan parut (scar), dengan distortion penis dan nyeri saat ereksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar