KONSELING KB
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan melakukan konseling berate petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya dan klien merasa puas. Konseling yang baik akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling juga akan mempengaruhi interaksi antara petugas dan klien karena dapat meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang telah ada.
Konseling sering diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan baik karena petugas tidak mempunyai waktu dan tidak menyadari pentingnya konseling. Dengan adanya konseling maka klien akan lebih mudah mengikuti nasihat provider.
Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan Keluarga Berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan.
Teknik konseling yang baik dan informasi yang memadai secara interaktif sepanjang kunjungan klien akan memberikan keleluasaan kepada klien dalam memutuskan untuk memilih kontrasepsi (informed Choice) yang akan digunakan.
Sikap petugas kesehatan dalam melaksanakan konseling yang baik pada calon klien KB baru :
1. Memperlakukan klien dengan baikPetugas bersikap sabar, memperlihatkan sikap menghargai klien dan menciptakan rasa percaya diri sehingga klien dapat berbicara secara terbuka dalam segala hal termasuk masalah-masalah pribadi sekalipun. Petugas meyakinkan klien bahwa ia tidak akan mendiskusikan rahasia klien terhadap orang lain.
2. Interaksi antara petugas dan klien
Petugas harus mendengarkan, mempelajari dan menanggapi keadaan klien karena setiap klien mempunyai kebutuhan dan tujuan reproduksi yang berbeda. Bantuan terbaik seorang petugas adalah cara memahami bahwa klien adalah manusia yang membutuhkan perhatian dan bantuan. Oleh karena itu, petugas harus mendorong agar klien berani berbicara dan bertanya.
3. Memberikan informasi yang baik dan benar kepada klien
Dengan mendengarkan apa yang disampaikan klien berarti petugas belajar mendengarkan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh setiap klien. Dalam memberikan informasi petugas harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti klien dan hendaknya menggunakan alat bantu visual (ABPK).
4. Menghindari informasi yang berlebihan
Klien membutuhkan penjelasan yang cukup dan tepat untuk menentukan pilihan (Informed Choice). Namun tidak semua klien menangkap semua informasi tentang berbagai macam kontrasepsi. Terlalu banyak informasi akan menyebabkan kesulitan bagi klien dalam mengingat informasi yang penting. Hal ini disebut kelebihan informasi. Pada waktu memberikan informasi petugas harus memberikan waktu bagi klien untuk berdiskusi, bertanya dan mengajukan pendapat.
5. Membahas metode yang diinginkan klien
Petugas membantu klien membuat keputusan mengenai pilihannya dan tanggap terhadap pilihan klien meskipun klien menolak memutuskan atau menangguhkan penggunaan kontrasepsi. Dalam konseling petugas mengkaji apakah klien sudah mengerti mengenai jenis kontrasepsi termasuk keuntungan dan kerugian serta bagaimana cara penggunaannya.
Konseling mengenai kontrasepsi yang dipilih klien dimulai dengan mengenalkan berbagai jenis kontrasepsi dalam Keluarga Berencana. Petugas mendorong klien untuk berpikir melihat persamaan yang ada dan membandingkan antar jenis kontrasepsi tersebut. Dengan cara ini maka klien akan membuat sebuah pilihan (informed Choice). Bila tidak ada halangan dalam bidang kesehatan maka baiknya klien menggunakan kontrasepsi sesuai dengan pilihannya sehingga klien tkan menggunakan kontrasepsi tersebut lebih lama dan lebih efektif.
6. Membantu klien untuk mengerti dan mengingat
Petugas member contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan pada klien agar memahami dengan memperlihatkan bagaimana cara penggunaannya. Petugas juga memperlihatkan dan menjelaskan dengan flip charts, poster, pamphlet, atau halaman bergambar.
Langkah – Langkah Konseling KB (SATU TUJU)
1. SA : SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan.Berikan perhatian sepenuhnya dan berbicara ditempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien untuk membangun rasa percaya diri. Tanyakan pada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat diperoleh.
2. T : Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya.
Bantu klien untuk berbicara tentang pengalaman Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan serta keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan klien. Berikan perhatian atas apa yang disampaikan klien sesuai dengan kata-kata, gerak isyaratdan caranya. Coba tempatkan diri kita di dalam hati klien. Perhatikan bahwa kita memahami. Dengan memahami pengetahuan, kebutuhan dan keinginan klien kita dapat mmembantunya.
3. U : Uraikan pada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan reproduksi yang paling mungkin termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi.
Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang paling klien inginkan, serta jelaskan jenis-jenis kontrasepsi lain yang ada. Serta jelaskan alternatif kontrasepsi lain yang mungkin diinginkan klien. Uraikan juga mengenai resiko penularan HIV/AIDS dan pilihan metode ganda.
4. TU : banTUlah klien menentukan pilihannya.
Petugas membantu klien berpikir mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya, mendorong klien untuk menunjukkan keinginan dan mengajukan pertanyaan kemudian tanggapi secara terbuka.selain itu petugas juga membantu klien mempertimbangkan criteria dan keinginan klien terhadap jenis kontrasepsi.
Tanyakan juga apakah pasangannya akan memberikan dukungan dengan pilihan tersebut. Jika memungkinkan diskusikan mengenai pilihan tersebut dengan pasangannya. Pada akhirnya yakinkan bahwa klien telah membuat suatu keputusan yang tepat. Petugas dapat menanyakan : Apakah anda sudah memutuskan pilihan jenis kontrasepsi ? atau Apa jenis kontrasepsi terpilih yang akan digunakan ?
5. J : Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya.
Setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan perlihatkan alat / obat kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana alat / obat kontrasepsi tersebut digunakan dan bagaimana cara penggunaannya. Kemuaian doronglah klien untuk bertanya lagi dan petugas menjawab secara jelas dan terbuka. Beri penjelasan juga tentang manfaat ganda metode kontrasepsi misalnya kondom dapat mencegah infeksi menular seksual (IMS). Cek pengetahuan klien tentang penggunaan kontrasepsi pilihannya dan puji klien apabila dapat menjawab dengan benar.
6. U : perlunya dilakukan kunjungan Ulang.
Bicarakan dan buatlah perjanjian kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi yang dibutuhkan. Serta ingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu masalah.
Di mana dan siapa yang harus memberikan informasi dan konseling ?
Tempat pelayanan konseling untuk melayani masyarakat yang membutuhkannya dapat dilakukan pada 2 (dua) jenis tempat pelayanan koseling, yaitu :
1. Konseling KB di lapangan (nonklinik)
Dilaksanakan oleh petugas di lapangan yaitu PPLKB, PLKB, PKB, PPKBD, sub PPKBD dan kader yang sudah mendapatkan pelatihan konseling yang standar. Tugas utama dipusatkan pada pemberian informasi KB baik dalam kelompok kecil maupun secara perseorangan. Adapun informasi yang diberikan mencakup :a. Pengertian manfaat perencanaan keluarga
b. Proses terjadinya kehamilan / reproduksi sehat
c. Informasi berbagai kontrasepsi yang benar dan lengkap (cara kerja, manfaat, efek samping, komplikasi, kegagalan, kontraindikasi, tempat kontrasepsi dapat diperoleh, rujukan serta biaya)
2. Konseling KB di klinik
Dilaksanakan oleh petugas medis dan paramedic terlatih di klinik yaitu dokter, bidan, perawat serta bidan di desa. Pelayanan konseling yang dilakukan di klinik diupayakan agar diberikan secara perseorangan di ruangan khusus.
Pelayanan konseling di klinik dilakukan untuk melengkapi dan sebagai pemantapan hasil konseling di lapangan mencakup :
a. Memberikan informasi KB yang lebih rinci sesuai dengan kebutuhan klien.b. Memastikan bahwa kontrasepsi pilihan klien telah sesuai dengan kondisi kesehatannya.
c. Membantu klien memilih kontrasepsi lain seandainya yang dipilih ternyata tidak sesuai dengan kondisi kesehatannya.
d. Merujuk klien seandainya kontrasepsi yang dipilih tidak tersedia di klinik atau jika klien membutuhkan bantuan medis dari ahli seandainya dalam pemeriksaan ditemui masalah kesehatan lain.
e. Memberikan konseling pada kunjungan ulang untuk memastikan bahwa klien tidak mengalami keluhan dalam penggunaan kontrasepsi pilihannya.
MENGAPA INFORMED CHOICE PENTING ?
Klien yang informed choice akan lebih baik dalam menggunakan KB, karena :1. Informed choice adalah suatu kondisi peserta / calon peserta Kb yang memilih kontrasepsi didasari oleh pengetahuan yang cukup setelah mendapat informasi yang lengkap melalui KIP/K.
2. Memberdayakan para klien untuk melakukan informed choice adalah kunci yang baik menuju pelayanan KB yang berkualitas.
3. Bagi calon peserta KB baru, informed choice merupakan proses memahami kontrasepsi yang akan digunakan.
4. Bagi peserta KB apabila mengalami gangguan efek samping, komplikasi dan kegagalan tidak terkejut karena sudah mengerti tentang kontrasepsi yang akan dipilihnya.
5. Bagi peserta KB tidak akan terpengaruh oleh rumor yang timbul di kalangan masyarakat.
6. Bagi peserta KB apabila mengalami gangguan efek samping, komplikasi akan cepat berobat ke tempat pelayanan.
7. Bagi peserta KB yang informed choice berarti akan terjaga kelangsungan pemakaian kontrasepsinya.
Alat bantu pengambil keputusan (ABPK)
ABPK yang sudah tersedia Lembar Balik yang dikembangkan WHO dan telah diadaptasi untuk Indonesia olehSTARH untuk digunakan dalam konseling. ABPK membantu petugas melakukan konseling sesuai standar dengan adanya tanda pengiungat mengenai ketrampilan konseling yang perlu dilakukan dan informasi apa saja yang perlu diberikan sesuai kebutuhan klien. ABPK mengajak klien bersikap lebih partisipatif dan membantu klien untuk mengambil keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar