click tracking
Kebidanan: Februari 2011

Minggu, 27 Februari 2011

GEJALA DAN CARA MENCEGAH KANKER PROSTAT

PENCEGAHAN KANKER PROSTAT
Makanlah lebih banyak makanan rendah lemak, tinggi serat, atau makanan yang mengandung asam lemak omega- 3, seperti produk kacang- kacangan contohnya tahu sutra dan kacang kedelai, tomat dan makanan yang mengandung saus tomat, sayur – sayuran seperti brokoli, kembang kol dan kol serta ikan salmon, tuna dan sarden. Konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh yang tinggi (terutama lemak hewani) dan kurang mengandung serat akan meningkatkan resiko terkena kanker prostat.
Beberapa faktor berikut ini yang bisa mengurangi resiko terkena kanker prostat :
1. Memperbaiki keadaan kesehatan umum.
Jaga agar berat badan Anda berada pada berat ideal untuk tinggi Anda. Jika Anda menderita obesitas maka temui ahli gizi untuk mengatur diet yang seimbang. Kombinasikan juga dengan kegiatan olahraga.
2. Minum banyak air. Air sangatlah esensial untuk kesehatan karena membantu mengurangi racun – racun dari dalam tubuh. Konsumsi air yang ideal setiap hari adalah 6 – 8 gelas sehari. Kopi dan teh tidak termasuk dalam konsumsi air.
3. Kurangi minum alkohol.
4. Makan makanan yang banyak mengandung likopen, contohnya tomat dan buah bit.
5. Makan makanan yang mengandung asam lemak omega-3 seperti kacang kedelai dan produknya seperti tofu, atau susu kacang kedelai, salmon, tuna dan sarden.
6. Makan makanan yang mengandung beta karoten seperti wortel
7. Kurangi konsumsi daging – dagingan dan lemak
8. Pastikan Anda mendapat cukup asupan selenium dan vitamin E
9. Terakhir, kurangi stres dan depresi. Carilah kesibukan atau olahraga demi membantu menenangkan pikiran.

GEJALA KANKER PROSTAT
1. Sulit berkemih
Bisa berupa perasaan ingin berkemih tapi tidak ada yang keluar, berhenti saat sedang berkemih, ada perasaan masih ingin berkemih atau harus sering ke toilet untuk berkemih karena keluarnya sedikit – sedikit. Gejala ini akibat membesarnya kelenjar prostat yang ada di sekitar saluran kemih karena ada tumor di dalamnya sehingga mengganggu proses berkemih. Kelenjar prostat akan makin besar seiring bertambahnya usia seseorang. Karena itu, periksa diri ke dokter untuk membedakan apakah hanya pembesaran prostat ataukah kanker.
2. Nyeri saat berkemih
Problem ini juga akibat adanya tumor prostat yang menekan saluran kemih. Namun, nyeri ini juga bisa merupakan gejala infeksi prostat yang disebut prostatitis. Bisa juga tanda hiperplasia prostat yang bukan merupakan kanker.
3. Keluar darah saat berkemih
Gejala ini jarang terjadi, namun jangan diabaikan. Segeralah periksa ke dokter meski darah yang dikeluarkan hanya sedikit, samar – samar atau hanya berwarna merah muda. Kadangkala infeksi saluran kemih juga bisa menyebabkan gejala ini.
4. Sulit ereksi atau menahan ereksi
Tumor prostat bisa saja menyebabkan aliran darah ke penis yang seharusnya meningkat saat terjadinya ereksi menjadi terhalang sehingga susah ereksi. Bisa juga menyebabkan tidak bisa ejakulasi setelah ereksi. Tapi sekali lagi, pembesaran prostat bisa saja menyebabkan munculnya gejala ini.
5. Darah pada sperma
Gejala ini, seperti darah pada urin, bisa timbul tidak terlalu jelas. Darah tidak dalam jumlah banyak dan hanya menyebabkan warnanya berubah menjadi merah muda. Meski begitu patut diwaspadai
6. Sulit Buang Air Besar (BAB) dan ada masalah saluran pencernaan lainnya
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih dan di depan rektum. Akibatnya, bila ada tumor pencernaan akan terganggu. Namun perlu diingat, sulit BAB yang terus menerus terjadi juga bisa menyebabkan pembesaran prostat karena terjadi tekanan pada kelenjar secara terus menerus. Sulitnya BAB dan gangguan saluran cerna bisa juga mengindikasikan kanker usus besar.
7. Nyeri terus menerus di punggung bawah, panggul atau paha dalam bagian atas
Sering, kanker prostat menyebar di wilayah-wilayah ini, yaitu pada punggung bawah, panggul dan pinggul sehingga nyeri yang sulit dijelaskan di bagian ini bisa menjadi tanda adanya gangguan.
8. Sering berkemih di malam hari
Jika Anda sering terbangun di malam hari lebih dari sekali hanya untuk berkemih, periksalah segera ke dokter.
9. Urin yang menetes atau tidak cukup kuat
Gejala ini mirip inkontinensia urin (ngompol). Urin tidak dapat ditahan hingga perlahan keluar dan menetes. Atau kalau pun keluar aliran tidak cukup kuat.
10. Usia di atas 50 dan mempunyai faktor resiko
Karena tidak menimbulkan gejala maka pria yang memiliki faktor risiko sebaiknya memeriksakan diri secara rutin. Faktor risiko ini termasuk adanya anggota keluarga yang menderita kanker terutama jika itu sang ayah, obesitas/kegemukan dan merokok .

FAKTOR RISIKO KANKER PROSTAT

- Genetik
Risiko jadi semakin tinggi jika terbukti ada kerabat yang terdiagnosis kanker prostat. Jika ayah atau saudara laki-laki menderita kanker prostat, berarti risiko yang dihadapi cukup tinggi.

- Pola konsumsi
Dari berbagai riset diungkapkan, pola makan memengaruhi peningkatan kemungkinan seseorang dapat menderita kanker, apa pun jenisnya. Bahkan, para ahli gizi menyatakan, 80-90 persen kasus kanker berkaitan erat dengan makanan yang dikonsumsi. Berbagai penelitian mengatakan, risiko akan meningkat bila seseorang sehari-harinya mengonsumsi diet tinggi lemak.

- Gaya hidup
Merokok dan minum alkohol ditengarai menjadi pemicu munculnya kanker prostat. Selain itu, sering berganti-ganti pasangan juga membuka kesempatan terjadinya infeksi virus penyebab kanker yang ditularkan melalui hubungan kelamin.

- Lingkungan
Pekerja industri yang berkontak lama dengan logam kadmium (bahan pembuat batere), juga bahan-bahan kimia lain berisiko tinggi mengidap kanker prostat.

- Kadar hormone
Kadar hormon testosteron yang tinggi berhubungan dengan peningkatan resiko kanker prostat. Testosteron akan diubah menjadi androgen yang lebih poten yaitu dihydrotestosteron (DHT) oleh enzim 5 alpha-reductase, yang memegang peran penting dalam proses pertumbuhan sel-sel prostate

Studi Kasus : orgasme tidak keluar sperma

Saya adalah seorang suami, umur 51 tahun. Sekitar lima tahun terakhir ini kalau orgasme tidak keluar sperma. Kalaupun sperma keluar, jumlahnya sedikit sekali. Apa penyebabnya? Untuk kondisi kesehatan, saya mengalami kencing manis dengan gula darah 170-an. Saya mendapat pengobatan dari dokter, harus minum obat sehari dua kali.
Pertanyaan saya, mengapa saya mengalami itu? Apakah sperma saya habis? Apakah tidak berbahaya bila sperma tidak keluar? Apakah dapat diobati agar saya tetap dapat mengeluarkan sperma sewaktu berhubungan intim?
Solusi Kasus:

1)        Orgasme, tetapi tanpa sperma
Kemungkinan pertama, ejakulasi tidak terjadi selama melakukan hubungan seksual. Namun, dengan cara lain ejakulasi tetap dapat terjadi, misalnya masturbasi. Disfungsi seksual ini disebut ejakulasi terhambat.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh hambatan psikis dan penyebab fisik. Hambatan psikis misalnya perasaan takut kalau istri hamil. Penyebab fisik, misalnya gangguan saraf yang mengontrol ejakulasi dan akibat efek samping obat tertentu.
Kemungkinan kedua, hal ini terjadi pada pria yang mengalami operasi kelenjar prostat. Produksi cairan prostat menjadi sangat berkurang sehingga  volume sperma sangat sedikit, bahkan tidak tampak ketika mengalami ejakulasi.
Kemungkinan ketiga, hal ini sering terjadi pada pria yang mengalami diabetes (kencing manis) yang tidak terkontrol. Karena diabetes tidak dikontrol, otot yang menutup lubang kandung kemih tidak mampu menutup dengan baik ketika terjadi ejakulasi. Sperma yang seharusnya dikeluarkan melalui lubang lubang kencing, akhirnya masuk ke dalam kandung kemih. Kejadian seperti ini banyak dialami pria diabetes yang tidak mendapat pengobatan dengan memadai.

2)        Akibat diabetes
Tampaknya inilah yang Anda alami sebagai pengidap diabetes. Cobalah perhatikan, pada saat berkemih setelah melakukan hubungan seksual, Anda akan melihat cairan sperma keluar bersama aliran kencing. Ini menunjukkan bahwa sperma Anda dikeluarkan ke dalam kandung kemih, tidak keluar pada waktu ejakulasi. Jadi bukan karena sperma Anda habis.
Sperma tetap diproduksi dan tetap diejakulasikan pada waktu Anda mencapai orgasme, tetapi bukan keluar, melainkan masuk ke dalam kandung kemih. Hal ini disebabkan otot penutup pada lubang kandung kemih tidak dapat menutup dengan kuat. Kerusakan saraf yang mengatur otot di sekitar lubang kandung kemih menyebabkan otot tidak dapat menutup lubang dengan kuat.
Akan tetapi, jangan khawatir, kejadian ini sama sekali tidak berbahaya. Tidak ada akibat apa pun yang akan Anda alami. Bahkan, sebenarnya tidak berpengaruh apa – apa karena orgasme tetap dapat Anda alami. Ejakulasi hanya diperlukan kalau Anda menginginkan terjadi kehamilan. Jadi, tanpa ejakulasi, sebenarnya hubungan seksual Anda tidak berpengaruh. Gangguan ini dapat diatasi dengan pengobatan untuk memperbaiki fungsi saraf otot yang terganggu. Diperlukan obat untuk meningkatkan kontraksi otot sehingga dapat menutup lubang kandung kemih dengan kuat.

Hal – hal Yang Perlu Diwaspadai

Beberapa hal yang perlu diwaspadai, yaitu :
Ø  Perubahan urin yang menetap.
Ø  Sering sakit pada punggung bagian belakang.
Ø  Operasi prostat.
Ø  Luka pada bagian syaraf tertentu yang berhubungan dengan kemampuan ereksi, misalnya tulang belakang, luka pada penis, dsb.
Ø  Ereksi yang tidak diharapkan dalam keadaan sadar.
Ø  Ereksi lebih dari 4 jam tanpa ada aktivitas seksual.
Pengobatan yang dilakukan yaitu :
Ø  Segera ke dokter bila merasakan adanya gangguan ereksi, dokter kemungkinan akan melakukan serangkain test untuk diagnosa yang tepat.
Ø  Analisis urin.
Ø  Uji darah seperti CBC, metabolisme, PSA dan tingkat hormon.
Ø  NPT (nocturnal penile tumescence).
Ø  Test syaraf.
Ø  Psikometri.
Test-test tersebut berguna dalam perlakuan treatment secara hati-hati dan tepat sasaran. Test tersebut juga bertujuan untuk mengetahui penyebab utama gangguan yang muncul, misalnya saja gangguan ereksi yang disebabkan oleh hormon yang tidak seimbang maka treatment mengarah pada medikasi endokrin
Banyak teknik untuk menyembuhkan gangguan ereksi, seperti pengunaan obat-obatan, injeksi (seperti alprostadil) atau penggunaan vakum. Pasien haruslah cermat dan berhati-hati akan kemungkinan dampak atau komplikasi yang muncul selama pengobatan, oleh karenanya pasien harus jeli dan berkonsultasi masalah ini secara jelas kepada dokter yang menanganinya.
Jenis obat yang sering digunakan dalam penyembuhan gangguan ereksi seperti sildenafil (viagra), vardenafil (levitra), dan tadalafil yang digunakan untuk gangguan sedang. Tidak semua jenis obat tersebut dapat menyembuhkan secara total. Jangan menggunakan obat-obat tersebut bila pasien tidak mengalami gangguan ereksi atau mengalami impotensi.
Obat tersebut juga tidak bisa digunakan bersamaan dengan jenis obat yang lain, beberapa pasien dengan gangguan hati (lever) dapat mengakibatkan kematian bila jenis obat (nitroglycerine) dikonsumsi secara bersamaan dengan obat ereksi.
Saat ini metode operasi implantasi (penile prosthesis) juga dapat menjadi alternatif dalam penyembuhan gangguan ereksi, tetapi harus disesuaikan dengan keadaan diri dan konsultasikan ke dokter bila beberapa alternatif dapat dilakukan untuk penyembuhan gangguan ereksi ini.

Pencegahan Disfungsi Ereksi

Pencegahan secara dini, antara lain :
Ø  Tidak merokok.
Ø  Tidak meminum minuman beralkohol atau minuman illegal lainnya.
Ø  Istirahat yang cukup Olahraga teratur.
Ø  Makanan yang sehat dan bergizi.
Ø  Seks yang sehat dengan pasangan yang sah.
Ø  Komunikasi baik dengan pasangannya.
Saran lainnya, yaitu :
Ø  Jangan membicarakan orang lain ketika berhubungan intim.
Ø  Menghargai pasangan dan belajarlah memuji pasangan.
Ø  Rasa cemas akan membuat penis kehilangan ereksi. Ciptakan rasa akrab dengan pasangan.
Ø  Jangan menggunakan obat kuat atau jamu tanpa rekomendasi atau tidak dianjurkan oleh dokter untuk memakainya.
Ø  Jangan membiasakan diri melakukan hubungan seksual sebagai pelampiasan stres.
Ø  Konsultasikan dengan dokter jika menggunakan obat-obatan dikarenakan penyakit lain dalam jangka panjang, diskusikan dengan dokter efek samping penggunakan obat-obatan dalam dosis tertentu, dan bila bermaksud menggantikan jenis obat atau berhenti memakainya lakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Penatalaksanaan Disfungsi Ereksi

Prinsip penatalaksanaan dari disfungsi seksual pada pria dan wanita adalah sebagai berikut:
  1. Membuat diagnosa dari disfungsi seksual
  2. Mencari etiologi dari disfungsi seksual tersebut
  3. Pengobatan sesuai dengan etiologi disfungsi seksual
  4. Pengobatan untuk memulihkan fungsi seksual, yang terdiri dari pengobatan bedah dan pengobatan non bedah (konseling seksual dan sex theraphy, obat-obatan, alat bantu seks, serta pelatihan jasmani).
Pada kenyataannya tidak mudah untuk mendiagnosa masalah disfungsi seksual. Diantara yang paling sering terjadi adalah pasien tidak dapat mengutarakan masalahnya semua kepada dokter, serta perbedaan persepsi antara pasien dan dokter terhadap apa yang diceritakan pasien. Banyak pasien dengan disfungsi seksual membutuhkan konseling seksual dan terapi, tetapi hanya sedikit yang peduli. Oleh karena masalah disfungsi seksual melibatkan kedua belah pihak yaitu pria dan wanita, dimana masalah disfungsi seksual pada pria dapat menimbulkan disfungsi seksual ataupun stres pada wanita, begitu juga sebaliknya, maka perlu dilakukan dual sex theraphy. Baik itu dilakukan sendiri oleh seorang dokter ataupun dua orang dokter dengan wawancara keluhan terpisah. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terapi atau penanganan disfungsi seksual pada kenyataanya tidak mudah dilakukan, sehingga diperlukan diagnosa yang holistik untuk mengetahui secara tepat etiologi dari disfungsi seksual yang terjadi, sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan yang tepat pula.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen disfungsi ereksi menyangkut terapi psikologi, terapi medis dan terapi hormonal yaitu:
  • Terapi psikologi yaitu terapi seks atau konsultasi psikiatrik, percobaan terapi (edukasi, medikamentosa oral / intrauretral, vacum contricsi device).
  • Terapi medis yaitu terapi yang disesuaikan dengan indikasi medisnya
  • Terapi hormonal yaitu jika tes laboratoriumnya abnormal seperti kadar testoteron rendah , kadar LH dan FSH tinggi maka diterapi dengan pengganti testoteron. Jika Prolaktin tinggi, maka perlu dipertimbangkan pemeriksaan pituitary imaging dan dikonsulkan.
Manajemen disfungsi ereksi ada 2 macam, yaitu manajemen umum dan manajemen khusus.

Manajemen Umum
Pengendalian kadar gula ketat merupakan usaha paling baik. Subyek dengan neuropati diabetik, setelah pemberian tolrestat atau aldose reductase inhibitor (ARI) jangka panjang, hanya didapatkan kerusakan saraf ringan serta didapatkan regenerasi serabut saraf, normalisasi hubungan akson – glial dan demielinasi segmental.
Usaha lain yang dapat dilakukan ialah upaya meningkatkan proses regenerasi dengan pemberian nerve growth factor (NGF), brain derived neurotrophic factor (BDNF).
NGF merupakan faktor neurotropik penting yang mendorong kehidupan neuron sensoris erabut kecil dan neuron simpatis sistem saraf perifer. BDNF mendorong hidupnya serabut saraf sensoris ukuran sedang yang menjadi perantara sensasi tekanan dan saraf motoris.
Terapi nutrisi akhir – akhir ini banyak dikembangkan meskipun belum ada uji klinis memadai.

Manajemen Khusus
Pada manajemen khusus meliputi terapi non bedah dan terapi bedah / operatif yaitu:
Ø    Terapi non bedah / medis :
  • Farmakoterapi oral, misalnya yohimbin, sildenafil sitrat, vardenafil, alprostadil,   papaverin HCL, fenoksibenzamin HCL, Aqueous testosterone injection, transdermal testosteron, bromocriptiine mesylate, apomorfin, fentolamin, ganglioid, linoleat – gamma, aminoguanidin, metilkobalamin.
  • Injeksi intrakavernosa
  • Pengobatan kerusakan vena
  • Pengobatan hormonal
  • Terapi intraurethral pellet (MUSE)
  • Terapi external vacuum
Ø       Terapi Bedah
1.      Prostesis penis
Termasuk terapi yang sangat sukses walaupun pasien dapat memilih atau
mempertimbangkan terapi yang lain. Pembedahan penis kemudian dilanjutkan dengan pemasangan implant / protesa ini sangat rendah tingkat morbiditas dan mortalitasnya.
 
a. Semirigid or malleable implant rod implants
Kelebihannya:
  • Teknik bedah sederhana
  • Komplikasi relatif sedikit
  • Tidak ada bagian yang dipindah
  • Implant yang sedikit atau tidak mahal
  • Tingkat keberhasilannya 70-80%
  • Efektivitasnya tinggi
Kekurangannya:
  • Ereksi terus sepanjang waktu
  • Tidak meningkatkan lebar (ukuran) penis
  • Risiko infeksi
  • Dapat melukai atau merubah erection bodies
  • Dapat menyebabkan nyeri kulit
  • Jika tidak sukses, dapat mempengaruhi terapi lainnya.
b. Fully inflatable implants
Kelebihannya:
  • Rigiditas-flaksiditasnya menyerupai proses alamiah
  • Pasien dapat mengontrol keadaan ereksi
  • Tampak alamiah
  • Dapat meningkatkan lebar (ukuran) penis saat digunakan
  • Tingkat keberhasilannya 70-80%
  • Efektivitasnya tinggi
Kekurangannya:
  • Risiko infeksi
  • Implant yang paling mahal
  • Jika tidak sukses, dapat memengaruhi terapi lainnya.
c. Self-contained inflatable unitary implants
Kelebihannya:
  • Rigiditas-flaksiditasnya menyerupai proses alamiah
  • Pasien dapat mengontrol keadaan ereksi
  • Tampak alamiah
  • Teknik bedahnya lebih mudah daripada prostesis “inflatable
Kekurangannya:
  • Terkadang sulit mengaktifkan peralatan “inflatable
  • Risiko infeksi
  • Dapat melukai atau merubah erection bodies
  • Relatif mahal
2. Vascular reconstructive surgery
Kelebihannya:
  • Tampak alamiah
  • Rata-rata tingkat kesuksesannya 40-50%
  • Jika tidak berhasil tidak memengaruhi terapi lainnya
  • Tidak perlu implant
  • Efektivitasnya sedang
Kekurangannya:
  • Teknik pembedahannya paling sulit secara teknis
  • Perlu tes yang extensive
  • Dapat menyebabkan pemendekan penis
  • Hasil jangka panjang tidak tersedia
  • Sangat mahal
  • Risiko infeksi, pembentukan jaringan parut (scar), dengan distortion penis dan nyeri saat ereksi.

Perangkat Diagnostik

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, tanda-tanda hipogonadisme (termasuk testis kecil, ginekomasti dan berkurangnya pertumbuhan rambut tubuh dan janggut) memerlukan perhatian khusus. Pemeriksaan penis dan testis dikerjakan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan bawaaan atau induratio penis. Bila perlu dilakukan palpasi transrektal dan USG transrektal. Tidak jarang ED disebabkan oleh penyakit prostat jinak ataupun prostat ganas atau prostatitis.
Pemeriksaan rektum dengan jari (digital rectal examination), penilaian tonus sfingter ani, dan bulbo cavernosus reflek (kontraksi muskulus bulbokavernous pada perineum setelah penekanan glands penis) untuk menilai keutuhan dari sacral neural outflow. Nadi perifer dipalpasi untuk melihat adanya tanda-tanda penyakit vaskuler. Dan untuk melihat komplikasi penyakit diabetes ( termasuk tekanan darah, ankle bracial index, dan nadi perifer ).

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dapat menunjang diagnosis ED antara lain: kadar serum testosteron pagi hari (perlu diketahui, kadar ini sangat dipengaruhi oleh kadar luteinizing hormone). Pengukuran kadar glukosa dan lipid, hitung darah lengkap (complete blood count), dan tes fungsi ginjal.
Sedangkan pengukuran vaskuler berdasarkan injeksi prostaglandin E1 pada corpora penis, duplex ultrasonography, biothesiometry, atau nocturnal penile tumescence tidak direkomendasikan pada praktek rutin/sehari-hari namun dapat sangat bermanfaat bila informasi tentang vascular supply diperlukan, misalnya, untuk menentukan tindakan bedah yang tepat.

Identifikasi disfungsi ereksi

Identifikasi disfungsi ereksi dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu mengkaji indeks fungsi ereksi diantaranya dengan International Index of Erectile Function-5 (IIEF-5) yang terdiri dari 5 item pertanyaan dengan setiap item pertanyaan di beri rentang skor 0-5. Berikut ini merupakan 5 item pertanyaan tersebut:
Pada setiap pertanyaan telah disediakan pilihan jawaban. Orang yang sedang dievaluasi diminta memilih yang paling sesuai dengan kondisi orang tersebut 6 bulan terakhir. Pilihan hanya satu jawaban untuk setiap pertanyaan.
  1. Bagaimanakah tingkat keyakinan anda bahwa anda dapat ereksi dan bertahan terus selama hubungan intim ?
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Cukup
4 = Tinggi
5 = Sangat tinggi
  1. Pada saat anda ereksi setelah mengalami perangsangan seksual, seberapa sering penis anda cukup keras untuk dapat mamsuk ke vagina pasangan anda?
1= Tidak pernah / hampir tidak pernah
2= Sesekali (<59%)
3= Kadang – kadang (±50%)
4= Seringkali >50%
5= Selalu / hampir selalu
  1. Setelah penis masuk ke vagina pasangan anda, seberapa sering anda mampu mempertahankan penis tetap keras?
1= Tidak pernah / hampir tidak pernah
2= Sesekali (<50%)
3= Kadang – kadang (±50%)
4= Seringkali >50%
5= Selalu / hampir selalu
  1. Ketika melakukan hubungan intim,seberapa sulitkah mempertahankan ereksi sampai selesai melakukan hubungan intim?
1= Teramat sangat sulit
2= Sangat sulit
3= Sulit
4= Sulit sekali
5= Tidak sulit
  1. Ketika anda melakukan hubungan intim, seberapa sering anda merasa puas?
1= Tidak pernah / hampir tidak pernah
2= Sesekali (<50%)
3= Kadang – kadang (±50%)
4= Seringkali >50%
5= Selalu / hampir selalu
Skor : ________
Kemudian lima pertanyaan tersebut dijumlah skornya. Jika skor tersebut kurang atau sama dengan 21, maka orang tersebut menunjukkan adanya gejala – gejala disfungsi ereksi.

Patofisiologi Disfungsi Ereksi

Penyebab disfungsi ereksi dapat dikelompokkan menjadi dua faktor yaitu faktor fisik dan faktor psikis/psikologi.

Penyebab Fisik Disfungsi Ereksi
Yang termasuk kedalam faktor fisik adalah semua gangguan atau penyakit yang  berkaitan dengan gangguan hormon, pembuluh darah, dan saraf.
Salah satu penyebab fisik utama disfungsi ereksi adalah aterosklerosis arteri – arteri penis. Pada aterosklerosis, aliran darah ke penis berkurang dan terjadi penurunan kemampuan arteri – arteri penis untuk berdilatasi sewaktu perangsangan seksual , yang menyebabkan terbatasnya pembengkakan. Penyebab fisik lainnya adalah penayakit – penyakit sistemik misalnya hipotiroidisme, akromegali dan yang tersering diabetes mellitus. Diabetes terutama dihubungkan dengan aterosklerosis serta neuropati ( kerusakan saraf ). Pada tingkat sel , gangguan patofisiologis yang berperan pada ED  (Erectile dysfunction, ED) adalah hipersensitivitas otonom, penurunan pembentukan nitrat oksida oleh prostat dan otot – otot polos pembuluh darah penis dan disfungsi sel – sel endotel. Serta penyakit gangguan fungsi hati, gangguan kelenjar gondok, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah, penyakit jantung dan penyakit ginjal yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Selain karena penyakit, ED karena penyebab fisik dapat juga karena gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok berlebihan, alkohol berlebihan, penyalahgunaan obat, dan kurang tidur.
Disamping faktor – faktor fisik , banyak obat diketahui mengganggu kemampuan pria untuk mencapai ereksi dan atau orgasme, seperti obat antihipertensi (metildopa, alfa blocker, beta blocker, reserpine), diuretika (thiazide, sprinolactone, furosemid), antidepresan (amitryptilin, imipramin), antipsikotik (chlorpromazine, haloperidol, fluphenazine, trifluoperazine), antiandrogen (estrogen, flutamid), H2-blockers (cimetidine), simpatomimetik yang sering digunakan untuk pengobatan asma, flu, obesitas. ED juga dapat timbul setelah pembedahan didaerah genital, misalnya setelah kanker prostat. Keletihan kronis atau akut dapat menyebabkan ED.
Usia merupakan faktor resiko utama untuk disfungsi ereksi. Proses penuaan sangat mempengaruhi kemampuan ereksi seorang laki-laki, bahkan disfungsi ereksi dapat digolongkan sebagai kelainan yang berhubungan dengan usia.

Penyebab Psikologis Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi psikologis dapat terjadi akibat adanya aktivasi impuls – impuls inhibitorik desendens yang berasal dari korteks serebrum. Keadaan psikologis yang berkaitan dengan ED adalah stress, rasa marah, rasa cemas, kejenuhan, perasaan bersalah, takut tidak bisa memuaskan pasangan (depresi), hilangnya daya tarik pasangan.

GEJALA DAN TANDA TBC


CARA KUMAN TBC MEMASUKI TUBUH


Ditularkan melalui udara. Para penderita TBC seringkali batuk. Dari batuk inilah, kuman TBC terhirup sampai paru-paru oleh anak-anak yang sehat. Sehingga kuman TBC ini akan masuk melalui paru-paru. Paru-paru inilah yang merupakan tempat yang lazim bagi infeksi TBC


TBC juga dapat ditularkan melalui susu. Cara penyebarannya melalui susu yang tidak steril (biasanya hanya dipanaskan sampai 60 derajat celcius). Susu ini kemudian dikonsumsi oleh orang yang sehat. Dalam hal ini usus merupakan tempat yang pertama. Kuman TBC ini melalui sapi yang menderita TBC.


Awasi juga, kuman TBC juga bisa masuk melalui kulit terbuka. Kuman TBC yang masuk akan masuk menjadi sel infeksi,pada perjalanan selanjutnya, kuman akan tidur. Pada fase inilah yang sangat berbahaya, karena saat tubuh lemah, kuman akan menginfeksi kekebalan tubuh manusia.




TANDA-TANDA DAN GEJALA INFEKSI TBC
Pada umumnya, penderita TBC tidak mengalami gejala apapun. Dalam artian tidak mengalami kelihatan sama sekali. Sekalipun ada maka gejalanya adalah batuk dan demam ringan sekali. Demam dan batuk itu pun hanya berlangsung sebentar.


Menurut beberapa literatur, tanda pertama yang dialami oleh pasien TBC adalah pasien tersebut yang biasanya lincah maka akan terlihat lesu dan tidak bergairah. Gejalan lanjutan dari penderita TBCbiasanya berat badanmenurun drastis dan tentu saja nafsu makan menurun. Parahnya, jika menyerang paru-par, maka paru-paru tersebut akan berlubang dan pasien akan membatukkan darah.


Batuk yang dialami oleh penderita TBC memang pada awalnya hanya batuk ringan, meski demikian jika pasien tidak memeriksakan dirinya ke dokter, maka batuk tersebut bisa berlanjut sangat berat. Biasanya batuk ini juga diikuti dengan selesma.


Penyakit ini ternyata sangat erat kaitannya dengan keadaan gizi seseorang. Daya tahan tubuh penderita sangat menentukan keadaan penderita sesudah serangan pertama. Biasanya pasien yang memiliki kecukupan gizi yang baik, daya tahan tubuh yang lebih kuat. Karena itulah biasanya pasien yang memiliki kecukupan gizi yang baik, akan dapat sembuh dengan sendirinyawalaupun tidak diobati.

Sebaliknya, jika pasien kekurangan gizi, maka kuman TBC akan menyebar sangat cepat ke beberapa bagian tubuh, seperti ginjal,hati dan tulang.

Rabu, 16 Februari 2011

STANDAR ASUHAN KEBIDANAN


Kebidanan adalah bagian integral dari sistim kesehatan dan berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pendidikan, praktek dan kode etik bidan dimana dalam memberikan pelayanannya mengyakini bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologi normal dan bukan merupakan penyakit, walaupun pada beberapa kasus mungkin berkomplikasi sejak awal karena kondisi tertentu atau komplikasi bisa timbul kemudian.
Asuhan Kebidanan: Adalah prosedur tindakan yang dilakukankan oleh bidan sesuai dengan wewenang dalam lingkup prakteknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, dengan memperhatikan pengaruh - pengaruh sosial, budaya, psikologis, emosional, spiritual, fisik, etika dan kode etik serta hubungan interpersonal dan hak dalam mengambil keputusan dengan prinsip kemitraan dengan perempuan dan mengutamakan keamanan ibu, janin / bayi dan penolong serta kepuasan perempuan dan keluarganya. Asuhan kebidanan diberikan dengan mempraktikan prinsip-prinsip bela rasa, kompetensi, suara hati, saling percaya dan komitment untuk memelihara serta meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin / bayinya
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai kewenangan dan ruang lingkup prakteknya bedasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusa diagnosa, atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan atau dokumentasi.
.
STANDAR I: METODE ASUHAN
Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan langkah: mengumpulkan data dan analisa data, penentuan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.
  1. Ada format manajemen kebidanan yang sudah terdaftar pada catatan medis.
  2. Format manajemen kebidanan terdiri dari: format pengumpulan data, rencana format pengawasan resume dan tindak lanjut catatan kegiatan dan evaluasi.

STANDAR II: PENGKAJIAN
A.     Pernyataan standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dan semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien
B.     Kriteria Pengkajian
1.      Data tepat, akurat dan lengkap
2.      Terdiri dari data subyektif (hasil anamnesa, biodata, keluhan utama, riwayat obtetr, riwayat kesehatan dan latar belakang social budaya).
3.      Data obyektif (hasil pemeriksaan fisik, fisiologi dan pemeriksaan penunjang).


C.     Definisi Operasional
1.      Ada format pengumpulan data
2.      Pengumpulan data dilakukan secara sistematis, terfokus yang meliputi data-data
a.       Demografi, identitas klien
b.      Riwayat penyakit terdahulu
c.       Riwayat kesehatan reproduksi
d.      Keadaan kesehatan saat ini termasuk kesehatan reproduksi
e.       Analisa data
3.      Data dikumpulkan dari
a.       Klien/pasien, keluarga dan sumber lain
b.      Tenaga kesehatan
c.       Individu dalam lingkungan terdekat
4.      Data diperoleh dengan cara
a.       Wawancara
b.      Observasi
c.       Pemeriksaan fisik
d.      Pemeriksaan penunjang




STANDAR III: DIAGNOSA KEBIDANAN
A.     Pernyataan standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterprestasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.
B.     Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah
1.      Diagnosa sesuai dengan nomenklaktur kebidanan
2.      Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
3.      Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
C.     Definisi Operasional
1.      Diagnosa kebidanan di buat sesuai dengan kesenjangan yang di hadapi oleh klin atau suatu keadaan psikologis yang ada pada tindakan kebidanan sesuai dengan kewenangan bidan dan kebutuhan klien.
2.      Diagnosa kebidanan dirumuskan dengan padat, jelas, sistematis mengarah pada asuhan kebidanan yang di perlukan oleh bidan

STANDAR IV: PERENCANAAN
A.     Pernyataaan standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan.

B.     Kriteria pencanaan
1.      Perencanaan tindakan di susun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasidan asuhan secara komperhensif.
2.      Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
3.      Mempertimbangkan kondisi psikologi dan social budaya klien/keluarg.
4.      Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan evidencebased dan memastikan bahwa asuhan yang di berikan bermanfaat bagi klien
5.      Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku sumberdaya serta fasilitas yang ada.
C.     Definisi Operasional
1.      Ada format rencana asuhan kebidanan
2.      Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari diagnosa rencana tindakan dan evaluasi.

STANDAR V: TINDAKAN
A.           Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan keadaan klien. Tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi keadaan klien.
B.           Definisi Operasional
1.      Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi
2.      Format tindakan kebidanan terdiri dari tndakan dan evaluasi
3.      Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perkembangan klien.
4.      Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang tetap  dan wewnang bidan atau tugas kolaborasi.
5.      Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik kebidanan, etika kebidanan serta mempertimbangkan hak klien, aman, dan nyaman.
6.      Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia
.
STANDAR VI: PARTISIPASI KLIEN
A.           Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama/partisipasi klien dan keluarga dalam rangka peningkatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan.
B.           Definisi Operasional
1.      Klien/keluarga mendapat informasi tentang:
a.       Status kesehatan saat ini
b.      Rencana tindakan yang akan dilaksanakan.
c.       Peran klien/keluarga dalam tindakan kebidanan.
d.      Sumber-sumber dapat dimanfaatkan.
2.      Klien dan keluarga bersama-sama dengan petugas melakukan tindakan/kegiatan.



STANDAR VII: PENGAWASAN
A.           Monitor atau pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan untuk mengetahui  perkembangan klien.
B.           Definisi Operasional
1.      Adanya format pengawasan klien
2.      Pengawasan dilaksanakan secara terus menerus, sistematis untuk mengetahui keadaan perkembangan klien.
3.      Pengawasan yang dilaksanakan selalu di catat pada catatan yang telah di sediakan.

STANDAR VIII: EVALUASI
A.           Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus seiring dengan tindakan kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan.
B.           Definisi operasional
1.      Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakan tindakan kebidanan klien sesuai  dengan standar ukuran yang telah di tetapkan.
2.      Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah dirumuskan.
3.      Hasil evaluasi di catat pada format yang telah di sediakan.

STANDAR IX: DOKUMENTASI
A.           Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi asuhan kebidanan yang di berikan.
B.           Definisi operasional
1.            Dokumentasi dilaksanakan untuk setiap langkah manajemen kebidanan
2.            Dokumentasi dilaksanakan dilaksanakan secara jujur, sistematis, jelas dan ada yang bertanggung jawab
3.            Dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan kebidanan.

Persiapan Keluarga Menghadapi Persalinan


·        Sejak awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong oleh bidan atau dokter. 
Rencanakan bersalin di Polindes, Puskesmas, Rumah Bersalin, Rumah Sakit, Rumah Bidang atau di rumah.



·        Suami/Keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan
 
·        Siapkan donor darah, jika sewaktu-waktu diperlukan Ibu. 



·        Suami dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu ibu dan bayi perlu segera ke Rumah Sakit. 




·        Jika bersalin di rumah, suami atau keluarga perlu menyiapkan. 
-         Ruangan yang terang, tempat tidur dengan alas kain yang bersih.
-         Air bersih dan sabun untuk cuci tangan
-         Kain, handuk, dan pakaian bayi yang bersih dan kering
-         Kain dan pakaian ganti yang bersih dan kering bagi Ibu setelah melahirkan

TUMOR PAYUDARA


Apakah Tumor Payudara itu?
Tumor payudara adalah benjolan pada payudara yang terbentuk akibat sel-sel payudara yang membelah dan menggandakan diri terlalu cepat. Tumor payudara dapat bersifat jinak dan ganas. Tumor jinak payudara tidak menyebar ke jaringan sekitar maupun ke organ tubuh lain. Tumor ganas payudara dapat menyebar ke jaringan sekitar maupun ke organ tubuh lain. Tumor ganas payudara inilah yang disebut kanker payudara.
Deteksi dini adanya benjolan pada payudara :
Yang terbaik adalah melakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan. Bila anda masih haid, pemeriksaan dilakukan 2-3 hari setelah haid selesai. Bila anda sudah menopause, pilih satu tanggal yang mudah diingat setiap bulan.
Pemeriksaan dimulai dengan berdiri di depan cermin dan melihat adanya perubahan bentuk payudara. Berikutnya, saat mandi dan kulit masih bersabun, rabalah seluruh permukaan kedua payudara dengan pola seperti di gambar. Langkah terakhir adalah memeriksa seluruh permukaan kedua payudara sambil berbaring.
Yang terpenting adalah memeriksa seluruh permukaan kedua payudara dan melakukannya teratur sebulan sekali.
Hal yang harus dilakukan bila memiliki benjolan pada payudara :
Langkah pertama adalah menemui dokter. Dokter akan mencatat seluruh riwayat penyakit termasuk faktor-faktor risiko kanker payudara (seperti riwayat kanker payudara pada keluarga). Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap meliputi pemeriksaan payudara, pemeriksaan puting payudara, dan kelenjar getah bening di ketiak dan di atas tulang selangka.
Pemeriksaan yang harus dijalani :
Bagi wanita yang memiliki benjolan payudara, pemeriksaan untuk mendiagnosis jenis benjolan biasanya berupa mammografi dan USG. Pemeriksaan mammografi dan USG dilakukan oleh dokter ahli radiologi. Bila terdapat gambaran yang mencurigakan, maka pada pasien akan dilakukan biopsi, yaitu pengambilan sebagian jaringan tumor untuk menentukan jenis tumornya.
Klasifikasi benjolan pada payudara :
Sebagian besar benjolan pada payudara bukanlah kanker. Benjolan pada payudara dapat bersifat jinak dan ganas. Bila teraba benjolan pada payudara, maka dibutuhkan pemeriksaan fisik dan penunjang untuk menegakkan diagnosis. Benjolan pada payudara tersebut mungkin berupa:
1.      Kista sederhana
Kista adalah kantung berisi cairan yang dapat membesar dan nyeri saat sebelum menstruasi. Kista payudara lazim terjadi pada wanita yang masih memperoleh haid.
2.      Penyakit Fibrokistik payudara
Penyakit fibrokistik payudara terjadi karena pertumbuhan berlebihan jaringan ikat payudara. Kelebihan jaringan ikat ini dapat teraba sebagai benjolan. Selain jaringan ikat, juga sering terbentuk banyak kista di payudara. Penyakit ini bersifat jinak.
3.      Fibroadenoma mamma (FAM)
Merupakan tumor jinak payudara yang paling sering dijumpai. Teraba sebagai benjolan licin yang kenyal seperti karet dan mudah digerakkan. Lebih sering dijumpai pada wanita yang belum menopause. Bila ditemukan pada wanita menopause, perlu pemeriksaan teliti untuk menyingkirkan kemungkinan kanker.
4.      Papilloma
Papilloma adalah tumor jinak kecil yang tumbuh di saluran kelenjar susu. Akibat papilloma, payudara dapat mengeluarkan cairan bening kemerahan atau cairan bercampur darah.
Hal-hal yang membuat suatu benjolan dicurigai sebagai kanker adalah:
·         Benjolan yang ditemukan pada wanita berusia 40 tahun atau lebih
·         Benjolan tidak disertai nyeri
·         Benjolan cepat membesar
·         Keluar cairan dari puting (discharge) seperti darah atau nanah
·         Benjolan yang keras
·         Perubahan warna kulit di sekitar benjolan
·         Puting yang tertarik ke dalam
Alternatif solusi untuk menghentikan pertumbuhan sel tumor pada payudara:
Sejumlah penelitian menunjukkan, konsumsi isoflavon yang banyak terdapat pada susu kedelai dapat menurunkan risiko terkena kanker atau tumor, terutama kanker payudara dan prostat. Masyarakat Cina dan Jepang yang banyak mengkonsumsi susu kedelai merupakan masyarakat yang rendah risiko terkena kankernya. Bagi yang memiliki gejala kanker dini, asupan isoflavon dapat menghambat aktivitas factor pertumbuhan, poliferasi, dan diferensiasi sel-sel malignan yang menyebabkan tumor itu berkembang. Isoflavon juga dapat menurunkan sirkulasi steroid ovarium dan androgen adrenal, serta meningkatkan panjang siklus menstruasi. Efek tersebut merupakan bagian dari penurunan risiko kanker payudara. Selain itu, sebuah penelitian mengatakan, risiko kanker payudara dipengaruhi oleh asupan kedelai semasa muda hingga dewasa. Pemberian makanan berisoflavon sejak masa sebelum pubertas dapat menekan risiko kanker payudara di kemudian hari.